Pengaruh Belajar dirumah terhadap Motivasi Siswa
Latar Belakang
Apakah benar
pembelajaran daring menumbuhkan motivasi belajar siswa?
Masih
teringat jelas saat awal pandemi, sekitar akhir maret 2020 pemerintah
memberikan kebijakan untuk menutup semua aktivitas publik termasuk sekolah
serta mengharuskan semua warga untuk isolasi mandiri didalam rumah
masing-masing demi keselamatan dan kesehatan keluarga. Membeludaknya pengunjung
rumah sakit karena pasien yang
terinfeksi Covid-19 menyebabkan dialihkan nya pasien-pasien muda untuk
melakukan isolasi mandiri, karena kurangnya fasilitas, obat serta tenaga medis
yang notabenenya sesama manusia dan mudah terinfeksi Covid-19.
Bagaimana
halnya dengan dunia pendidikan? Apakah dengan kebijakan isolasi mandiri tugas
pendidik dan kegitan belajar mengajar juga libur? Tentu tidak! Dengan seiring
berjalannya waktu ditengah gempuran informasi dan berita tentang ganasnya
pandemi yang semakin terdengar oleh rakyat, dunia pendidikan pun ikut terkena
dampak ganas nya pandemi, dengan adanya keputusan isolasi mandiri yang mengutamakan
aspek kesahatan dampak yang terasa diseluruh sektor, menjadikan diwajibkan melakukan
Work From Home (WFH) dan melakukan pembelajaran secara dalam jaringan (daring).
Argumentasi
Tidak
bisa dipungkiri, pembelajaran daring meningkatkan intensitas penggunaan gawai
pada peserta didik. Mereka mendapatkan materi pembelajaran, tugas, dan informasi-informasi
terkait kegiatan sekolah beralih ke gawai. Dalam hal ini, pengawasan maupun
pendampingan orang tua atau wali sangat diperlukan sebagai upaya mencegah
dampak-dampak negative yang bisa ditimbulkan seperti penipuan/kejahatan, perubahan
pola tidur menjadi larut malam, kecanduan game on line dan lain sebagainya yang
dapat menurunkan konsentrasi serta tanggung jawab peserta didik dalam belajar
Keterbatasan
pengetahuan, sosialisasi, dan keterampilan dalam menjalankan
teknologi-teknologi terkini tugas mengajar harus tetap dilaksanakan dengan
sesederhana mungkin walaupun hanya menyampaikan materi dan tugas yang harus
diselesaikan peserta didik serta memberikan diskusi kecil melalui whatsapp
grup. Hal tesebut sangat membuat peserta didik jenuh, terlambatnya
mengumpulkan tugas, hasil tugas yang sama persis karena tidak adanya pemantauan
peserta didik secara intens layak nya di sekolah, ditambah dengan berbagai
alasan dari peserta didik seperti lupa mengerjakan, tidak mengerti atas materi,
dan orang tua yang tidak mengerti kondisi peserta didik.
Guru
terbiasa dengan jam kerja yang sudah ditentukan, tetapi ketika pandemi
guru-guru juga merasakan adanya culture shock karena harus melayani
siswa didik selama sehari full, walaupun ketika sekolah luring (luar jaringan)
hal tersebut sering kali terjadi, berbeda hal nya saat daring waktu pendidik
dirumah selain dikhususkan untuk menjaga kualitas keharmonisan dalam rumah
tangga para pendidik juga dituntut untuk menjaga kualitas dalam penyampaian
materi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta didik terlepas dari waktu
kerja.
Bukan hal
yang mudah dalam menjaga kedua kualitas tersebut karena selain menjadi guru
dari peserta didik, juga menjadi pendidik dari anak-anak mereka. Kerja sama
antara pihak sekolah dan wali murid pun harus dilaksanakan agar beban guru
sebagai pendidik sedikit berkurang dan peserta didik mendapatkan perhatian, dan
waktu belajar yang baik.
Penegasan
Pembelajaran on line atau lebih dikenal dengan daring terlihat
sekali dampaknya, terutama pada
peserta didik. Peserta didik kurang focus dalam pembelajaran, sering terlambat bahkan lupa mengerjakan tugas, lebih senang main game online, tidak tahu informasi (tidak baca WA), tidak mengerti cara mengerjakannya dan hal lain yang sering dijadikan alasan sebagai indicator penurunan minat belajar peserta didik.
Penulis
Ida Yani Nuryani, S.Pd.
0 Komentar